Pages

Followers

Monday, January 24, 2011

Amniyah dalam menempuh jalan jihad


“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.”(Ibrahim: 24 – 26)

Maksud kalimah yang baik dalam ayat ini adalah Syahadat La iIlaaha illallah. Ada juga yang mengatakan, maksudnya adalah kata-kata yang baik. Sedangkan yang dimaksud kalimah yang buruk adalah kalimah kekafiran atau ajakan kepadanya, atau perkataan dusta, atau setiap kalimah yang tidak di redhai Allah Ta‘ala. Menyebarkan rahsia yang boleh membahayakan seseorang atau umat termasuk perkataan yang tidak di redhai Allah Ta‘ala, begitu pula setiap kata-kata yang berisi usaha untuk berbuat kerosakan, ini masuk dalam katagori kalimah yang buruk. Menyimpan rahsia dan kewaspadaan adalah sebahagian dari kecerdasan Islam mengingatkan pengikutnya agar selalu sedar dan waspada, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah Ta‘ala:

“Wahai orang-orang yang beriman, waspadalah kamu (berhati-hati menghadapi musuhmu).” (An-Nisa’: 71)

Dan sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:
“Orang mukmin itu cerdik dan pintar.”

Diam/ Tutup Mulut

1) Salah satu faktor kemenangan Dakwah Islam adalah: Rasulullah memulai secara diam-diam.

Ketika Saidina Ali melihat Nabi sedang solat bersama Khadijah, dia berkata:“Wahai Muhammad, apa ini?” 

“Agama Allah yang Dia pilih untuk Diri-Nya dan Dia utus para Rasul-Nya dengan membawanya. Maka aku menyerumu kepada Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan mengajakmu untuk beribadah kepada-Nya dan kufurilah Laata dan ‘Uzza.” Jawab Rasul.

Saidina Ali berkata: “Ini adalah perkara yang belum pernah kudengar sebelumnya, aku tidak akan mengambil keputusan sebelum kubicarakan dengan Abu Thalib.” –yakni ayahnya—.

Tetapi Rasul SAW tidak suka jika rahsia tentang agama ini tersebar, maka beliau berkata kepada Saidina Ali : “Ali, jika kamu tidak masuk Islam, maka rahsiakanlah hal ini.” 

Saidina Ali pun melakukan perintah Baginda, kemudian di keesokan harinya Saidina Ali datang dan menyatakan keislamannya serta merahsiakan hal itu di hadapan ayahnya, dia tidak menampakkannya.

2) Rasulullah SAW sudah menggunakan surat rahsia sebelum orang lain. Terbukti beliau pernah mengutus sepucuk surat dengan beranggotakan 12 orang Muhajirin yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy Al-Asadi dalam sebuah misi pengintaian di bulan Rejab tahun 2 H. Beliau menyerahkan kepada Abdullah bin Jahsy sepucuk surat rahsia berisi perincian tugas, iaitu target sasaran, posisi pasukan dan informasi-informasi lainnya. Beliau memerintahkan agar dia tidak membuka surat tersebut sebelum ia berjalan selama dua hari.

Sejarah kehidupan Rasulullah SAW penuh dengan teknik-teknik keamanan yang terus berkembang seiring dengan semakin kerasnya ujian dan situasi di sekitarnya. Semakin situasi bertambah mencekam, perhatian terhadap masalah keamanan semakin meningkat, itulah yang mendorong pengambilan langkah yang efektif dan paling baik untuk menyikapi situasi seperti itu.

Sirah Nabawiyah dan Perkembangan Amniyahnya Yang Jauh ke Depan:

Pertama: Fasa Mekkah

1) Fase Dakwah Sembunyi-sembunyi:
Ciri khas fasa ini adalah kerahsiaan dakwah dan kerahsiaan kelompok. Ertinya, ajakan untuk memeluk “Agama Baru” (Islam) dilakukan secara rahsia. Pembagian tugas, pengaturan program dan kegiatan pun juga demikian…dilakukan secara rahsia, tidak ada yang diberitahu selain orang-orang tertentu yang bersangkutan dengan tugas. Tetapi semuanya bergerak menuju satu tujuan dan di bawah kepemimpinan seorang, iaitu Rasulullah SAW.

2) Fasa Dakwah Terang-terangan:
Ciri khas fasa ini, dakwah dilakukan secara terus terang. Akan tetapi penyertaan kelompok tetap dilakukan secara diam-diam. Jadi dakwah ilallah di tengah umat manusia, kepada para kabilah, keluarga dan sanak saudara, dilaksanakan secara terang-terangan, namun demikian penjalanan tugas dan hubungan antara pelaku dakwah tetap berlangsung secara rahsia, demikian juga tempat-tempat perkumpulan dan pertemuan darurat, program-program strategik, pemilihan orang yang bertugas berdakwah mengajak masuk Islam, semua ini tidak ada yang tahu selain pelaku dakwah yang bersangkutan.

Kedua: Fasa Hijrah

Ini adalah fasa yang singkat, keistimewaan fasa ini adalah adanya strategi keamanan ala Nabi yang sangat jitu. Di fasa ini sudah dipersiapkan terlebih dahulu dengan adanya Bai'ah Aqabah jilid satu dan dua, berlanjut dengan hijrahnya para sahabat Nabi SAW dan terakhir dengan hijrahnya Baginda sendiri bersama sahabat tercintanya Abu Bakar As-Siddiq.

Ketiga: Fasa Madinah

Iaitu fasa pembangunan sebuah negara yang baik untuk menjadi tapak yang kuat sebagai markas utama dan pusat penyebaran dakwah. Fasa ini terus berlangsung sehingga wafatnya Rasulullah SAW, bererti sekitar 10 tahun, dilengkapi dengan berbagai misi perluasan wilayah dan kemenangan-kemenangannya.

Waspada Tetap Diperintahkan Ketika Kondisi Damai, Apalagi Jika Dalam Kondisi Perang, Maka Itu Lebih Wajib Dan Lebih Penting:

“...dan hendaklah mereka bersiap sedia dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus.” (An-Nisa’: 102)

Kemudian:
“…dan siap sedialah kamu.” 

Jika kalian tidak melakukannya, maka:

“Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.” (An-Nisa’: 102)

Memastikan Kebenaran Informasi (Data):

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”(Al-Hujurat: 6)

Termasuk sikap orang yang jujur dan dipercayai adalah memastikan kebenaran suatu informasi sebelum menjadikannya sebagai pijakan dalam mengambil sikap dan keputusan yang tepat tentangnya, supaya tidak ada penyesalan akhirnya nantinya. Penyesalan di sini menjadi salah satu akibat dari kezaliman orang lain, kezaliman itu biasanya muncul akibat sikap bodoh dan terburu-buru seseorang tanpa mengambil kesempatan sedikit pun untuk memastikan sebuah informasi dan memeriksa kebenaran pembawanya; bagaimana kejujurannya, bagaimana ketakwaan dan keperibadianya. Maka, mengapa kita tidak mengambil pelajaran, lalu melaksanakan apa yang Allah ‘Azza wa Jalla perintahkan?!

Berhati-hati Terhadap Merebaknya Berbagai Berita Dan Isu:

“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah kerana kurnia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu).” (An-Nisa’: 83)

Maka langkah ketika banyak tersebar isu adalah: mengembalikan semua urusan kepada Ulil Amri, sebagai orang yang layak menganalisa serta menyimpulkan rahsia dan misi-misi terselindung yang ada di sebalik isu itu, setelah itu mengambil keputusan yang tepat tentangnya. Dengan cara ini, barisan Islam akan tetap terjaga keamanan dan ketenangannya, terjaga oleh akal fikiran para pemeluknya, dengan pembelaan dan iman mereka.

As-habul Kahfi: Contoh Dalam Menjaga Keselamatan: 

“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” ( Al-Kahfi: 13)

Mereka adalah para pengusung panji keimanan di hadapan kezaliman dan tirani dari orang-orang bingung yang berhukum dengan selain yang Allah turunkan. Mereka adalah para pemuda jujur yang bangkit menentang kezaliman dan penindasan, kemudian dengan kecerdasan dan kepandaian akalnya yang cemerlang mereka berhasil mengurus urusan keamanan diri mereka, agar dakwah dan iman mereka terlindungi. Lantas, apa sebenarnya yang mereka lakukan?!

“(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (Al-Kahfi: 10)

Langkah yang mereka ambil adalah berlindung ke tempat yang aman. Tapi sebelum itu, yang terpenting adalah adanya iman yang tulus kepada Allah ‘Azza wa Jalla, mengorbankan jiwa demi dakwah kepada-Nya. Maka setelah menempuh semua sarana perlindungan diri dan pengamanan, setelah menyempurnakan semua syarat tawakkal kepada Allah SWT, barulah mereka berlindung kepada-Nya: “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).”

Setelah semua itu, dengan apa Rabb mereka yang Maha Perkasa lagi Maha Berkuasa memberi timbal balik? Allah berfirman:

“Dan Kami meneguhkan hati mereka…” (Al-Kahfi: 14)

Maksudnya: Kami kuatkan hati mereka dengan kesabaran untuk berpisah dengan keluarga dan kampung halaman, sebab mereka melakukan apa yang mesti mereka lakukan sebatas kemampuan manusia, maka Kami membantu mereka dengan pertolongan Ilahiyah, berupa penjagaan, pemeliharaan, keamanan, kelurusan dan pertolongan!

Langkah keamanan yang mereka tempuh itu bukan muncul begitu saja. Itu muncul dari sebuah kajian dan perbincangan antara mereka, yang semua telah mengorbankan jiwanya di jalan Allah, hingga akhirnya mereka sampai pada solusi paling tepat dan keputusan yang mantap:

“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Rabbmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.” (Al-Kahfi: 16)

Kerana mereka bersama Allah dan hidup untuk dakwah yang mereka tempuh, maka mereka yakin bahwa Allah lah yang akan melindungi mereka serta membutakan mata orang-orang bengis itu dan balatenteranya; “…nescaya Rabbmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.” Jadi, hanya Allah sajalah –-sejak awal hingga akhir—yang memudahkan segala urusan, Dia lah yang menjaga dan melindungi, dengan takdir-Nya Allah memudahkan segala sesuatu di alam semesta ini.

Lalu tidurlah para pemuda itu di tempat tinggal barunya (di dalam gua) selama ratusan tahun.
“Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.” (Al-Kahfi: 11)

Kemudian Allah SWT membangunkan mereka.. Setelah Allah bangunkan mereka, berubahkah kewaspadaan dalam diri para pemuda itu dengan berlalunya waktu selama bertahun-tahun?

“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri…”

“Berkata (yang lain lagi): “Rabb kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa wang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun.” (Al-Kahfi: 19)

Lihat, begitulah kewaspadaan, berhati-berhati dan sikap menempuh semua sarana benteng diri dengan teliti dan setajam mungkin, di saat yang sama terus mengusahakan tercapainya keamanan bagi dakwah dari serangan segala hal yang tidak diinginkan, dengan kecerdasan dan kepandaian. Keduanya adalah sifat yang harus ada pada diri siapa saja yang berjalan di atas jalan dakwah Allah SWT. Kalimah-kalimah mulia dan bukti-bukti nyata di dalam ayat itu mengambarkan dengan sangat terperinci akan sebuah kondisi keamanan yang tidak mengenal kata meremehkan dan menunda-nunda;
“…dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut..!” 

Maksudnya, hendaknya ia melihat dengan teliti sehingga identiti dirinya tak dikenali. Setelah itu:

“…janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun..!”

Maksudnya, jangan ada orang lain –siapapun dia—yang mengetahui tempatmu, kerana dia akan membongkarnya dan membongkar identiti kamu semua, setelah itu akan timbul bahaya besar. Apa bahaya besar itu?!

“Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, nescaya mereka akan melempar kamu dengan batu (merejammu)…” (Al-Kahfi: 20)

Ya…seperti itulah keadaan para thoghut yang bengis setiap zaman dan tempat.. jika mereka melihatmu, mengetahui posisimu, mengetahui keimanan dan dakwahmu, tidak ada pilihan dan cara lain bagi mereka selain membunuh:“…melempar kamu dengan batu (merejammu).” Atau, atau apa berikutnya?

“…atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian nescaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya.” (Al-Kahfi: 20)

Itulah pilihan terakhir yang pahit: memaksa kamu kembali kepada agama dan kekafiran mereka setelah melewati waktu bertahun-tahun untuk bersabar, berjihad dan menanggung kesusahan di jalan Allah swt, dan berjalan di atas jalan dakwah yang kamu imani dan Allah beri kalian kehormatan untuk mengusung benderanya. Jika semua itu terjadi, kalian akan rugi di akhirat setelah rugi di dunia!


MOHD YUSOF HADHARI B. SAIDON -UTMKL
KETUA PENERANGAN GAMIS PUSAT
Sekapur Sireh Dari Ustazuna..


Berkata Al-Faqiirul Haqiirul Faanii, al-Muznibul Jaanii, ar-Raajii min Rabbihil ‘Afwa ma’a Buluughil Aamaanii, Muhadir bin Haji Joll as-Sanariyy:

“Para masyaikhku telah menasihatkanku beberapa perkara:

“Ikhlaskan niatmu dalam menuntut ilmu kerana sukar bagi hati untuk dimasuki cahaya jika di dalamnya ada sesuatu yang dibenci Allah.”

“Sucikan hatimu dari kekotoran maksiat kerana hati yang kotor tidak dapat menerima rahsia-rahsia ilmu dan kurniaan Allah.”

“Tuntutlah ilmu agama secara talaqi daripara masyaikh yang bersanad kerana ada padanya madad dan keberkatan.”

“Ilmu adalah sangat mulia. Justeru, bersabarlah dalam menuntut ilmu kerana semakin bertambah mulia sesuatu yang dituntut, maka semakin bertambah pula keletihan dan kepayahan dalam mencapainya.”

“Muliakanlah para ulama’, ilmu dan kitab-kitab mereka. Lazimikanlah dirimu untuk membaca kisah-kisah dan kitab-kitab para Salafus Soleh dan ulama Khalaf yang soleh terutamanya kitab Ihya ‘Ulumiddin karangan Hujjatul Islam, Al-Imam Al-Ghazzali kerana ia adalah perbendaharaan dari segala macam ilmu dan penawar yang mujarab bagi penyakit-penyakit hati.”

“Menuntut ilmu bukan hanya untuk mengisi otak dan fikiran, tetapi juga untuk memperhaluskan perasaan dan menyuburkan kebijaksanaan. Apa yang dicari bukan hanya semata-mata ilmu, tetapi juga manfaat dan keberkatannya. Justeru, jagalah adab-adab ketika menuntut ilmu untuk memperolehinya.”

“Cintailah Rasulullah dan keturunannya kerana jika hanya berilmu tanpa Mahabbatun Nabi, hati akan menjadi ‘gersang’.”

Demikianlah nasihat ini ditujukan juga kepada semua ahli pengajian talaqiku khasnya dan kepada semuanya penuntut ilmu amnya.”

____________________________________________________


p/s: Ustaz Muhadir juga ada kepilkan bersama jawapan dan penjelasan kepada persoalan berkaitan dengan puasa Qadha' dan puasa enam hari di bulan Syawal. Untuk download, klik di sini atau layari link blog ini.

POSTER IKLAN : KITAB PERSOALAN KHILAFIYYAH & PENJELASAN ULAMA' | INILAH JAWAPANNYA...

POSTER IKLAN : KITAB PERSOALAN KHILAFIYYAH & PENJELASAN ULAMA' | INILAH JAWAPANNYA... 
Link kandungan kitab http://www.4shared.com/document/i4cqHXbr/Iklan_buku.html

Sunday, January 23, 2011


POSTER IKLAN : KITAB PERSOALAN KHILAFIYYAH & PENJELASAN ULAMA' | INILAH JAWAPANNYA...

Sila muat turun dokumen kandungan kitab persoalan khilafiyyah di sini

SILA KLIK PADA POSTER UNTUK DOWNLOAD POSTER. 

SILA SEBARKAN POSTER INI, LETAKKAN DALAM BLOG ANDA, FACEBOOK, TWITTER, EDARKAN PADA KAWAN-KAWAN, SAHABAT, IBU BAPA, GURU-GURU, PENSYARAH-PENSYARAH DAN KENALAN ANDA!!!! MOGA ANDA MENDAPAT KEBERKATAN DI SISI ALLAH ATAS USAHA MENGHILANGKAN KERAGUAN UMMAH DAN MENAMBAH KEYAKINAN BERAMAL DENGAN ISLAM.

Wednesday, January 19, 2011

HATI ini..

Bismillah.
Alhamdulillah,dengan nama Allah yang Pemurah,lagi Penyayang aku masih lagi hidup..sejak kebelakangan ni..hidup aku agak serabut.....aku tak seTENANG nama aku...mungkin akibat anyak berbuat maksiat padaNya..Astaghfirullah,ampuni hamba Mu ini Ya Allah...sekarang fatrah SIBUk..asignment,tasmi,society..sume nak diSEMPURNAkan minggu terakhir di CFS..aku hanya mampu pohon pada illahi..moga dikuatkan dan dipermudahkan urusan...sekrang jugak..sume orang emosi tak berapa nak stabil...hati mudah terguris...Ya Allah jauhkan kami dari perkara buruk....buat kuage di rumah..maaf da lame xbalik ='(  InsyaAllah,kalau di panjangkan umur,akan ku sampai ke rumah..='(
buat sahabat2..adik beradik di Nilai,teruskan perjuangan...ingin ku kongsi sebuah lagu dan doa untuk kalian...


Sesungguhnya engkau tahu
Bahawa hati ini telah berpadu 
berhimpun dalam naugan cintamu
bertemu dalam ketaatan bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan 

kuatkanlah ikatannya kekalkanlah cintannya
tunjukkilah jalan2nya terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
ya Rabbi bimbinglah kami

lapanglah dada kami dengan karunia iman
dan indahnya tawakal padamu
hidupkan dengan makrifatmu
matikan dalam syahid di jalanmu
engkaulah pelindung dan pembela 

kuatkanlah ikatannya kekalkanlah cintannya
tunjukkilah jalan2nya terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
ya Rabbi bimbinglah kami 





Ya Allah,semoga Kau lindungi kami dari terputusnya kami dari saf2 perjuangan,rapatkan hati kami supaya teguh dan ampuh untuk meninggikan kalimah Mu di bumi Mu ini..Permudahkan Ya Allah..
Sahabat..gunakan masa yang ada....lepas ni lama terpisah sebelum masuk Gombak...






akhiran,
SAYE MINTAK MAAF KALAU EMOSI SAYE XSTABIL DAN MENYEBABKAN AWAK-awak KECIL HATI....





Friday, January 7, 2011

Ashabul Ukhdud

Bismillah.
ALHAMDULILLAH…bersyukur ke hadrat Allah S.W.T. kerana limpah kurniaNya dapat lagi kite meneruskan kehidupan dan meneruskan perjuangan menegakkan ISLAM yang tercinta. Ingatlah, tiada agama lain yang Allah redha selain agama kite iaitu ISLAM.

InsyaAllah kali ini saye ingin berkongsi sedikit ilmu berkaitan dengan kisah ashabul ukhdud dan pengajaran darinya. Untuk kali ini, saye sekadar berkongsi kisah ashabul ukhdud terlebih dahulu sebelum kite mengupas lebih lanjut tentang pengajaran dari kisah ini. Mungkin ramai dah tau tentang kisah ini. Ia ada direkodkan di dalam kitab yang mulia iaitu Al-Quran dan juga kisahnye diceritakan secara detail di dalam sebuah HADIS SAHIH MUSLIM yg cukup panjang. Saye akan mulakan dengan ayat Al-Quran yang berbunyi :

قتل أصحب الاخدود. النار ذات الوقود. إذ هم عليها قعود. وهم على ما يفعلون بالمؤمنين شهود. وما نقموا منهم إلا أن يؤمنوا بالله العزيز الحميد.

Celakalah kaum yang menggali parit. (Parit) api yang penuh dengan bahan bakaran. (Mereka dilaknat) ketika mereka duduk di kelilingnya. Sambil mereka melihat apa yang mereka lakukan kepada orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak marah dan menyeksakan orang-orang Yang beriman itu melainkan kerana orang-orang itu beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Terpuji
(Al-Buruj 85 : 4-8)

Al-Quran menceritakan secara ringkas kisah ASHABUL UKHDUD dan HADIS SAHIH MUSLIM menceritakan secara detail yang bermaksud :

Haddab bin Khalid menceritakan kepada kami daripada Hammad bin Salamah daripada Tsabit bin Abdul Rahman bin Abu Laila daripada Suhaib bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
Pada zaman sebelum kamu, ada seorang raja yang mempunyai seorang ahli sihir.  Apabila ahli sihir tersebut telah tua, dia berkata kepada raja, "usiaku telah lanjut, berilah kepadaku seorang ghulam yang dapat aku ajarkan kepadanya ilmu sihir." Maka diberikan kepadanya seorang ghulam untuk diajarkan ilmu sihir kepadanya.

Dalam perjalanan menuju kepada ahli sihir terdapat seorang rahib. Maka ghulam bertemu dengannya, mendengar pengajarannya dan tertarik dengannya. Setiap kali ghulam mendatangi ahli sihir, dia akan melalui rahib dan bertemu dengannya. Apabila dia mendatangi ahli sihir, maka dia dipukul. Lalu dia mengadu perkara tersebut kepada rahib. Rahib menjawab, “apabila kamu takut kepada ahli sihir, maka katakanlah, keluargaku menyebabkan aku terlewat. Apabila kamu takut kepada keluargamu, maka jawablah ahli sihir menyebabkan aku pulang lewat.” Keadaan tersebut berterusan sehiggalah pada suatu hari dia bertemu dengan seekor binatang besar yang menghalang perjalanan orang ramai

Ketika itu, ghulam tersebut berkata, “pada hari ini aku akan mengetahui adakah ahli sihir yang lebih afdhal ataupun rahib yang lebih afdhal.” Maka dia mengambil seketul batu lalu berdoa,”Ya Allah, sekiranya urusan rahib lebih Kamu sukai daripada urusan ahli sihir, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang ramai dapat lalu lalang.” Dia pun melontarnya, maka binatang tersebut mati dan orang ramai dapat lalu lalang. Lalu dia menceritakan perkara tersebut kepada rahib. Maka rahib berkata, “Wahai anakku, kamu pada hari ini adalah lebih afdhal daripadaku. Sesungguhnya aku melihat bahawa urusanmu telah sampai pada satu peringkat. Kamu akan diuji. Sekiranya kamu diuji, janganlah kamu menceritakan tentang aku”.

Ghulam tersebut mempunyai kebolehan mengubati penyakit buta semenjak lahir, sopak dan dia juga mengubati pelbagai lagi penyakit. Seorang pembesar diraja yang sentiasa bersama raja telah mendengar kisah kebolehan ghulam. Beliau adalah seorang buta. Lalu beliau mendatanginya dengan membawa hadiah yang banyak. Beliau berkata, “semua yang aku kumpulkan ini adalah untuk kamu sekiranya kamu dapat menyembuhkan aku.” Ghulam menjawab, “aku tidak boleh menyembuhkan seseorang pun. Yang menyembuhkan hanyalah Allah. Apabila kamu beriman kepada-Nya, aku akan berdoa kepada-Nya, maka Dia akan menyembuhkan kamu.” Lalu beliau beriman, maka Allah menyembuhkan penyakitnya.

Kemudian beliau mendatangi majlis raja. Beliau duduk di sisi raja sebagaimana sebelumnya. Raja berkata kepadanya, “wahai fulan, siapakah yang telah mengembalikan penglihatanmu?” Beliau menjawab, “Tuhanku.” Raja bertanya lagi, “adakah kamu mempunyai tuhan selainku?” Beliau menjawab, “tuhanku dan tuhanmu adalah Allah.” Beliau terus menerus diseksa sehinggalah beliau menceritakan tentang ghulam. Maka ghulam pun dibawa mengadap. Raja berkata kepadanya, “wahai anakku, sesungguhnya sihir kamu telah sampai ke peringkat dapat menyembuhkan penyakit buta, sopak dan pelbagai lagi yang kamu lakukan.”

Ghulam menjawab, “aku tidak boleh menyembuhkan sesiapa pun. Yang menyembuhkan hanyalah Allah.” Maka dia pun diseksa. Dia terus-menerus diseksa sehinggalah dia menceritakan tentang rahib. Maka rahib dipanggil lalu dikatakan kepadanya, “tinggalkan agamamu.” Rahib enggan berbuat demikian lalu dibawa gergaji dan diletakkan di tengah-tengah kepalanya sehinggalah tubuhnya terbelah dua.

Kemudian dibawa pembesar diraja dan dikatakan kepadanya, “Tinggalkan agamamu.” Dia enggan lalu diletakkan gergaji di tengah-tengah kepalanya sehinggalah tubuhnya terbelah dua. Selepas itu ghulam dibawa dan dikatakan kepadanya, “tinggalkan agamamu.” Dia enggan lalu dia diserahkan kepada sekumpulan tentera raja. Raja berkata, “pergilah kamu semua membawa ke bukit sekian-sekian. Dakilah ia. Apabila kamu sampai kemuncaknya, jika dia meninggalkan agamanya (maka jangan apa-apakan dia), jika tidak, maka campakkanlah dia.

Mereka pergi membawanya dan mendaki bukit tersebut. Ghulam pun berdoa, “Ya Allah, selamatkanlah aku dengan cara apa jua yang kamu sukai.” Lalu bukit bergoncang dan mereka semua jatuh. Ghulam pun pulang untuk menemui raja. Rja berkata kepadanya, “apa yang telah dilakukan oleh kawan-kawan kamu?” Ghulam menjawab, “Allah telah menyelamatkan aku daripada mereka.” Lalu dia dihantar kepada sekumpulan tentera yang lain. Raja berkata, “pergilah kamu semua membawanya ke sampan. Bawalah dia ke tengah lautan, jika dia meninggalkan agamanya (maka jangan apa-apakan dia), jika tidak, campakkan dia ke laut.

Maka mereka pergi membawa ghulam lalu dia berdoa, “Ya Allah, selamatkanlah aku dengan apa cara yang Kamu sukai.” Maka sampan pun terbalik dan mereka semua tenggelam. Ghulam pun pulang untuk menemui raja. Raja berkata kepadanya, “apakah yang dilakukan oleh kawan-kawan kamu?” Dia menjawab, “Allah telah menyelamatkan aku daripada mereka.”

Kemudian dia berkata kepada raja, “sesungguhnya kamu tidak boleh membunuh aku sehingga kamu melakukan apa yang aku suruh.” Raja berkata apakah dia?” Ghulam menjawab, “kamu kumpulkan orang ramai di suatu kawasan lapang dan kamu salibkan aku pada sebatang pokok. Kemudian kamu ambil anak panahku daripada bekasnya, dan letakkan pada busarnya. Selepas itu sebutlah, “dengan nama Allah, Tuhan ghulam dan panahlah aku. Sekiranya kamu melakukan yang demikian, kamu boleh membunuhku.”
Maka raja pun mengumpulkan orang ramai di suatu kawasan lapang,menyalibnya pada sebatang pokok, kemudian mengambil anak panah kepunyaan ghulam daripada bekasnya dan meletakkan pada busarnya. Selepas itu raja berkata, “dengan nama Allah, Tuhan ghulam,” sambil melepaskan anak panah menuju sasarannya.anak panah tersebut kena pada bahagian di antara mata dan telinga ghulam lalu dia meletakkan tangannya pada tempat panahan dan meninggal. Orang ramai pun berkata, “Kami beriman dengan tuhan ghulam. Kami beriman dengan tuhan ghulam. Kami beriman dengan tuhan ghulam.”

Maka raja pun datang dan dikatakan kepadanya, “apakah tuanku tidak melihat apa yang tuanku takuti. Sesungguhnya, demi Allah! Ia telah menimpa tuanku. Orang ramai semuanya telah beriman.” Lalu raja memerintahkan supaya digalikan parit dan dinyalakan api. Raja berkata, “sesipa yang tidak kembali kepada agama asalnya, maka humbankan dia ke dalamnya.” Mereka pun melaksanakan perintahnya sehinggalah datang giliran seorang perempuan dengan membawa bayinya. Dia berhenti kerana takut untuk terjun ke dalam api. Lalu bayinya berkata, “wahai ibu, bersabarlah, sesungguhnya ibu berada di atas kebenaran.”

Hadis ini membawa banyak pengajaran dan iktibar kepada kite selaku pejuang agama Allah S.W.T. Begitu gigih seorang budak yang cube nak menyampaikan dakwahnye kepada orang ramai. InsyaAllah kite akan sambung berkongsi tentang pengajaran dan iktibar yang kite dapat dari kisah ini. Setakat ini dulu,tunggu post yang akan datang ye =)

 assalamualaikum....
~diCOPY paste dari blog inii. Sila lah lawat :D ~